Senin, 04 April 2011

Perjalanan Syiar Islam Massalomo Petta Nompo dan Kejayaannya Mendirikan Akkarungeng di Ujung Loe

Sejarah Kejayaan Massalommo Petta Nompo bersama kerabatnya (kerabat dari Mangkau ri Bone) yang memilih melakukan perjalanan menuju Bulukumba yang masih merupakan wilayah kekuasaan dari Kerajaan Mangkau Bone untuk melaksanakan misi Syiar Islam, serta kejayaannya mendirikan Kerajaan Ujung Loe.

Massalomo Petta Nompo, adalah kerabat dari Arung Mangkau Bone (La Temmassogé Mappasossong To' Appaware' Petta Paduka Sri Sultan 'Abdul Razzaq Jalaluddin), dan konon beliau (Petta Nompo) juga adalah salah seorang keturunan (cicit) dari Syech Yusuf Tuanta salamaka ri Gowa.

Pada zaman Islam telah masuk ke Kerajaan Bone, Keturunan La Temmasogge’ adalah bagian dari Kerabat Kerajaan Bone yang sangat taat dengan ajaran Islam, sehingga mereka memilih untuk melakukan perjalanan Syiar Islam menuju salah satu daerah di Bulukumba yangmana masih merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Bone.
Rombongan tersebut terdiri dari putra-putra La Temmassoge’ beserta kerabat-kerabatnya, diantaranya : Massalomo Petta Nompo bersama putranya Mattuppuang Petta Kelo, Massakili Petta Cabalu dan para pengikutnya.
Sampailah rombongan ini di suatu tempat dalam wilayah Sullewatang Garanta, yang kemudian mereka namakan BarugaE (saat ini wilayah tersebut terletak di Desa Lonrong Kec. Ujung Loe Kab. Bulukumba). Selanjutnya rombongan mereka terbagi, karena Massakili Petta Cabalu kemudian melanjutkan perjalanannya menuju daerah lain di sekitar perbatasan wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa, yaitu wilayah Sullewatang Gattareng, di sanalah rombongan mereka menetap.

Sementara itu, rombongan Massalomo Petta Nompo telah menjalankan misinya yakni syiar Islam. Naluri Petta Nompo sebagai Keturunan Arumpone membuat beliau tanpa ragu sedikit pun dibantu putranya Mattuppuang Petta Kelo secara rutin melakukan pendekatan ke pemangku-pemangku adat di setiap wilayah yang dikunjunginya.
Al hasil kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Petta Nompo bersama putranya Mattuppuang Petta Kelo akhirnya mampu meyakinkan para Sullewatang, Gallarang, dan jennang untuk bersatu membangun daerah dalam ajaran Islam.

Setelah memeluk Islam, hubungan Petta Nompo dengan para Pemangku Adat dan masyarakat pun semakin akrab, petuah-petuahnya sebagai “Panrita” senantiasa diterima baik oleh para pengikutnya, termasuk para Adat dan masyarakat yang juga sudah menjadi pengikut Islam.
Akhirnya pada sekitar Tahun 1741, musyawarah para pemangku adat yang digagas oleh Petta Nompo dan Mattupuang Petta Kelo menyepakati secara bersama-sama untuk dipersatukan dengan mendirikan sebuah daerah kekuasan (kerajaan kecil) yang merupakan bawahan dari Kerajaan Mangkau Bone yang kemudian diberi nama “UJUNG LOE” (inilah awal mula Akkarungeng ri Ujung Loe).
Dan atas dukungan dari Kolonial Hindia Belanda pada saat itu Ujung Loe resmi menjadi sebuah Kerajaan, dan Mattuppuang Petta Kelo Bin Massalomo Petta Nompo secara resmi dilantik menjadi Arung (Raja I) di Ujung Loe.
Diposkan oleh The Ujungloe Story

Tidak ada komentar:

Posting Komentar